Geopark Ngarai Sianok & Maninjau
Geopark Ngarai Sianok & Maninjau
Bagi
"Rang Agam", Ngalau Kamang bukan sekadar tempat rekreasi, dengan
segala keunikan dan keindahannya tetapi ia merupakan sebuah kebanggaan yang
menyimpan sejarah.Ngalau yang terletak di Durian, Nagari Kamang Mudiak,
Kecamatan Kamang Magek, Kabupaten Agam itu, pernah berjasa pada zaman
perjuangan dulu. Ngalau tersebut merupakan markas para pejuang.Ada yang
meyakini Ngalau Kamang memiliki terowongan sampai ke Bonjol, Pasaman. Mereka
yang meyakini hal tersebut, mengatakan terowongan itu pernah dipergunakan
Pasukan Tuanku Imam Bonjol dalam berbagai keperluan perang menghadapi kolonial
belanda kala itu.
Ngalau
Kamang bukan saja dikenal Rang Agam, dan warga Sumatera Barat,tetapi juga
dikenal sampai ke Eropa, termasuk negeri Belanda. Kala jayanya, sebelum
hancur-hancuran digasak alat berat penambang batu kapur, banyak wisatawan
mancanegara (wisman) berkunjung ke sana.Namun amat disayangkan, kini ngalau nan
indah itu telah pudar kharismanya, karena sudah menjadi penambangan batu kapur.
Tidak ada lagi wisatawan lokal, maupun dari manca negara berkunjung ke sana.
Yang ada hanya aktivitas penambangan batu kapur,lengkap dengan dentuman dinamit
pemecah batu.
Kepala
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Agam, Hadi Suryadi, SH, ketika
dikonfirmasi mengatakan, Ngalau Kamang memang objek yang menarik, dan pernah
jaya. Di dalam ngalau banyak bebatuan, dan kristal (stalakmit dan staklaktit )
menarik dan unik bentuknya.“Kami dari Disbudpar berniat untuk mengembalikan
Ngalau Kamang sebagai destinasi wisata menarik, seperti dahulu kala,” katanya.Namun,
untuk mewujudkan rencana tersebut mesti mendapat dukungan warga sekitar. Tanpa
dukungan tersebut, sulit untuk mengembalikan objek tersebut seperti masa
jayanya dulu.
"Karena
kini kondisi ngalau sudah benar-benar amburadul,menurut mereka, penambangan batu
kapur, yan g dilakukan “CV BR,” sejak lama, benar-benar telah merubah wajah
Ngalau Kamang. Ngalau yang dulu indah, kini sudah tidak karuan wajahnya.
Bahkan, pintu ngalau paling besar sudah tertutup batu kapur, akibat
penambangan.
“Kami
khawatir, suatu saat nanti akan terjadi tsunami menghancurkan kampung kami,
bukan tsunami air laut, tetapi tsunami dari perbukitan, yang runtuh
menghancurkan perkampungan kami,” ujar Lem Amar.
Sebelum
musibah itu terjadi, mereka berharap agar pemerintah melakukan upaya pencegahan.
Kalau Pemkab Agam tidak mampu, mereka berharap Pemprov Sumbar turun tangan.
Bila masih tidak manapun, Pemerintah Pusat diharapkan menurunkan tim untuk
melakukan penyelamatan Ngalau Kamang dan lingkungannya.
Kepala
Badan Pengelola Lingkungan Hidup (BPLH) Kabupaten Agam, Drs. H. Edi Busti,
M.Si, ketimka dihubungi, Selasa (4/10/20160 DI Lubuk Basung menyebutkan, kini
CV. BR tidak lagi menambang batu kapur, hanya mengolah batu kapur menjadi
bubuk. Yang punya izin penambangan adalah PT. Bekapindo.
Di
samping perusahaan tersebut, warga setempat juga banyak melakukan penambangan
batu kapur. Bahkan penambangan batu kapur sudah tembus sampai ke Ngalau Kalam.
Namun,
bila aktivitas penambangan batu kapur dinilai sudah membahayakan, masyarakat
sekitar bisa membuat pengaduan kepada SKPD terkait di Pemkab Agam. dengan
adanya pengaduan tersebut, pemerintah bisa bertindak melakukan pengamanan yang
dibutuhkan. (MSM)
Sumber : //sumbarsatu.com/berita/13719-ngalau-kamang-riwayat-sejarah-perjuangan-dan-batu-kapur